Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersiap meluncurkan misi LCROSS untuk mengebom kutub selatan bulan. Pengeboman itu dilakukan untuk mengetahui keberadaan air di angkasa luar.
Melalui misi LCROSS (Lunar CRater Observing and Sensing Satellite), sebuah roket Centaur dengan kecepatan dua kali laju sebuah peluru akan dikirimkan ke bulan. Roket Centaur akan menyebabkan sebuah lubang terbentuk di permukaan satelit bumi tersebut.
Para ilmuwan mengatakan, ledakan yang ditimbulkan akan cukup kuat untuk menerbangkan serpihan-serpihan permukaan bulan. Serpihan tersebut akan diamati dari Bumi melalui teleskop berukuran 10 hingga 12 inci atau lebih besar dari itu.
Rudal akan menghantam kutub selatan bulan, tempat yang diyakini ilmuwan sebagai lokasi di mana terdapat miliaran ton es yang terjebak. Demikian dilaporkan harian Huffington Post, seperti dikutip laman Press TV, 6 Oktober 2009. Serpihan itu kemudian akan diperiksa untuk mengetahui jejak-jejak air atau uap air.
Menemukan air di bulan merupakan pencapaian luar biasa untuk membantu misi angkasa luar berikutnya. “Mengirimkan air dan perlengkapan lain dari Bumi ke permukaan bulan sangat mahal,” kata NASA. “Menemukan sumber-sumber alami seperti bongkahan es di bulan bisa memperluas eksplorasi bulan,” ucapnya.
Jutaan mata para peminat ruang angkasa, Jumat (9/10) tertuju pada tayangan langsung TV yang menyiarkan rencana proyek NASA meledakkan permukaan Bulan untuk mengetahui keberadaan air di sana.
Sebagaimana diberitakan situs NASA, proyek ambisi ini dirancang untuk mencari kandungan es di permukaan daerah kutub selatan Bulan dengan menghantamkan roket seberat 2,2 ton ke permukaan Bulan pada pukul 12.31 siang waktu setempat.
Roket yang diberinama The Centuar itu telah melepaskan satelit Bulan LCROSS dengan kecepatan dua kali lipat dari kecepatan peluru dan memberikan dampak ledakan setara dengan 1,5 ton TNT.
Meski demikian, dampaknya tidak seperti yang diharapkan. Para ilmuwan berharap bisa melihat 350 ton materi bertebangan sejauh 6 mil setelah terjadinya ledakan tersebut. Memang terdeteksi tanda-tanda panas pada tubrukan tersebut dan mengirimkan data ke Bumi.
Selama jutaan hingga miliaran tahun, banyak komet menghantam bulan. Air dari komet ini menyentuh permukaan dan perlahan hilang. Tapi jika ada yang mengendap di dasar kawah dekat kutub bulan, daerah yang gelap permanen itu dapat bertindak sebagai kulkas dan menjaga air dari hilang.
Air dapat terkunci menjadi es untuk waktu yang sangat lama sekali. Beberapa perkiraan mengindikasikan adanya miliaran ton es dekat kutub selatan. Mendeteksi itu adalah sangatlah sulit. Hasil radar tidak dapat disimpulkan.
Dengan menabrakkan sebuah satelit, diharapkan setiap es yang terkandung di lokasi itu akan meloncat di atas permukaan bulan, di mana sinar matahari akan memecah molekul-molekulnya.
Di web ini, saya akan menguak beberapa keajaiban dunia yang mungkin sulit dipercaya.
tapi itulah dunia kita.
Menyimpan berjuta rahasia dari kita.
0 komentar:
Posting Komentar